RDP DPRD Samarinda Ricuh, Kotak Makanan Dilempar ke Pejabat PUPR

Oleh catatanrakyat.id

pada Kamis, 27 Februari 2025

Caption: Suasana kericuhan pada momen RDP DPRD Kota Samarinda, (27/2).

Samarinda –  Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPRD Samarinda, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dan perwakilan pekerja proyek Teras Samarinda berakhir ricuh pada Kamis (27/2/2025).

Ketegangan terjadi setelah Anggota Komisi III DPRD, Abdul Rohim, melemparkan kotak makanan ke Ilhamsyah, pejabat pelaksana PUPR yang terlibat dalam proyek mega senilai Rp 36,9 miliar tersebut.

Peristiwa ini bermula ketika RDP yang digelar di ruang rapat DPRD Samarinda membahas masalah pembayaran gaji pekerja Teras Samarinda yang sudah tertunggak selama setahun. Gaji yang belum dibayar tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp 500 juta untuk 84 pekerja yang tergabung dalam proyek tersebut.

Kekesalan Abdul Rohim memuncak ketika Dinas PUPR enggan menghadirkan pihak perusahaan dalam rapat, meskipun diketahui telah berkomunikasi langsung dengan pelaksana proyek tanpa melibatkan perwakilan pekerja.

“Iya, memang ada pelemparan. Mungkin rasa kesal itu langsung tersalurkan begitu saja,” ungkap Sudirman, perwakilan pekerja Teras Samarinda, yang menjelaskan bahwa pelemparan kotak makanan itu tidak mengenai siapa pun, hanya mengenai dinding.

Sudirman menambahkan, kekecewaan pekerja semakin memuncak karena pihak PUPR dianggap lebih memperhatikan komunikasi dengan pelaksana proyek ketimbang perwakilan pekerja yang sudah berbulan-bulan menuntut hak mereka.

“Kami sudah berusaha menyampaikan tuntutan kami dengan jelas, namun pihak yang seharusnya bertanggung jawab tidak transparan,” ujar Sudirman.

Sebagai respons atas insiden tersebut, perwakilan pekerja segera melaporkan masalah pembayaran gaji dan dugaan penyalahgunaan anggaran dalam proyek Teras Samarinda ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Samarinda. Mereka meminta agar penyelidikan dilakukan terhadap semua pihak yang terlibat, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta.

“Proyek ini bernilai sangat besar, namun pekerja yang terlibat justru dibiarkan terlantar tanpa hak mereka dipenuhi,” pungkas Sudirman.

Insiden pelemparan kotak makanan dan ketegangan dalam rapat ini menambah panjang daftar masalah yang melanda proyek Teras Samarinda, yang seharusnya memberikan manfaat besar bagi pembangunan kota Samarinda. Pekerja dan pihak terkait berharap masalah ini segera menemukan titik terang melalui jalur hukum dan penyelesaian yang adil.

Tim Redaksi.

Bagikan: