Catatanrakyat.id, TENGGARONG – Upaya penguatan lumbung pangan di wilayah pedesaan terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pemkab menyalurkan 10 ton padi ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di sejumlah kecamatan.
Langkah ini tidak hanya difokuskan sebagai respons terhadap risiko gagal panen, tetapi juga sebagai bentuk investasi jangka panjang dalam membangun ketahanan pangan desa yang mandiri.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Evi Violidhan, menyatakan bantuan ini merupakan skema awal yang dirancang untuk mendorong pengelolaan pangan secara berkelanjutan oleh Gapoktan.
“Ini bukan bantuan sekali pakai. Kami ingin bantuan ini diputar, digunakan saat krisis, lalu dikembalikan setelah panen. Sistem ini akan menjaga cadangan tetap tersedia,” terang Evi.
Dalam pengelolaannya, pihaknya mendorong keterlibatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai mitra permodalan dan pemasaran, agar lumbung pangan tidak sekadar menjadi penyimpanan stok, melainkan juga pendorong aktivitas ekonomi desa.
“Gapoktan harus didorong jadi pelaku ekonomi aktif. Jangan hanya menyimpan gabah, tapi juga menjadikannya modal produksi dan distribusi pangan lokal,” imbuhnya.
Rencananya, skema penguatan cadangan pangan ini akan dilanjutkan setiap tahun, dengan alokasi tetap sebanyak 10 ton padi yang dikelola secara berputar dan mandiri.
Melalui pendekatan ini, Dinas Ketahanan Pangan Kukar berharap terwujud desa yang tahan terhadap krisis pangan dan mampu berdikari secara ekonomi.
“Dengan pengelolaan yang tepat, ini bisa menjadi sistem ketahanan pangan berbasis komunitas yang kuat dan berkelanjutan,” pungkas Evi.